Lanjut...
Keesokan harinya kami para peserta latgab yang terdiri dari Wahyu, Anton, Hanifah, Khanifah, Galuh, Pita, and Isti, Isna juga kumpul di depan sekolah kita tercinta jam 6 tidak tepat karena ada yang molor – molor gituh. Setelah berdoa, bermodalkan semangat dan niat yang kuat dan disertai dengan ilmu yang pas – pas an, kami berangkat ke bumper.
Sesampainya di bumper...
Setelah serangkaian acara tersebut kami mendapatkan waktu untuk ishoma. Setelah itu kegiatan kami lanjutkan dengan berjalan menuju ke jembatan di bantaran sungai Bengawan Solo. Di sana kami diuji keberaniannya untuk melakukan rapling, yaitu turun dari jembatan dengan menggunakan tali. Pada awalnya kami takut – takut untuk mencoba, eh tapi akhirnya malah banyak yang ketagihan hehe. Setelah acranya selesai kami dipersilahkan untuk kembali ke tenda kami.
Sore harinya kami membuat kerajinan tangan dari alat dan bahan yang sudah kami bawa. Kami mengerjakannya dengan kontingen masing – masing. Setelah jadi, hasil kerajinan tangan tersebut dipresentasikan di depan seluruh peserta PMR Wira. Kontingen SMA 1 membuat bedug, frame foto, dan boneka orang – orangan.Fungsinya masing – masing adalah : Bedug mengingatkan bahwa sesibuk apapun kita, kita tidak boleh lupa untuk sembahyang, frame foto dapat digunakan untuk menyimpan foto – foto kenangan kita, dan boneka orang – orangan mengingatkan kita supaya tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi juga orang lain.
Malamnya.....
Keesokan harinya....
Sebelum mentari mengintip bumi kami sudah bangun dan bersiap – siap menuju ke lapangan. Di lapangan kami mengikuti senam yang di instrukturi oleh mas Maman dan mas Vicky nama senam itu adalah senam malaikat. Karena judul nya saja senam malaikat maka anggota tubuh yang banyak kami gunakan adalah kedua tangan kami, lha nggak punya sayap -,- . Karena gerakannya yang simple dan sangat mudah untuk ditirukan kamipun kesulitan untuk mempraktekkannya. Bukan soal apa – apa, ya karena gerakannya sangat menyiksa tangan kami. Senam tersebut benar – benar melatih kami sebagai PMR yang harus kuat dan memiliki ketahanan tubuh yang tinggi.
Serangkaian acara traveling yang padat pun kami lalui. Kami beristirahat dan bersiap – siap untuk acara selanjutnya. Acara kami yang selanjutnya adalah pembuatan mading. Seluruh bahan yang kami bawa dari rumah pun menjadi hampir percuma karena peraturan yang diberikan panitia bahwa kami harus membuat mading tetapi harus berbahan alami. Nah kami pun dengan sigapnya mengumpulkan rumput – rumput kering, dedaunan kering, dan bahkan ada yang memotong daun pisang.. hehe siapa tuuh. Perang dingin pun dimulai, dengan segala kreatifitas dan kemampuan imajinasi kami, kami berhasil membuat mading yang, yaa lumayan indah lah untuk dijadikan pajangan. Setelah itu kami diberi waktu untuk berkumpul untuk membahas pertunjukan yang akan kami tampilkan pada pensi malam nanti. Setelah diskusi yang cukup lama dan alot akhirnya kami mencapai kata mufakat. Setelah itu kami ishoma lagi.
Malam harinya.....
Di dalam naungan kehangatan api unggun dan syahdunya malam itu kami para peserta latgab malah membuat kegaduhan dengan pertunjukan – pertunjukan yang kami tampilkan. Ada yang seru, ada yang gak maksud, ada juga yang membingungkan. Pokoknya malam yang berkesan deh. Malam itu juga ditutup dengan pentas seni dari panitia latgab. Ada yang sudah kembali ke tenda karena ngantuk, tapi ada juga yang masih setia menonton. Ketika saya wawancarai katanya acara kayak gini sekali seumur hidup mas.
Keesokan harinya....
Komandan bertugas untuk mengkoordinasi seluruh divisi – divisi dalam PBA ini. Triase bertugas untuk menentukan apakah korban luka ringan, luka sedang, luka parah, atau sudah meninggal, petugas triase dituntut memiliki kemampuan penilaian keadaan yang bagus. PP bertugas untuk menolong korban yang telah ditandai oleh petugas triase, tentunya harus didahulukan yang luka parah. Evakuasi Transportasi bertugas untuk membawa korban dari tempat kejadian ke rumah sakit umum. RFL (Restoring Family Link ) bertugas untuk mempertemukan korban bencana alam dengan anggota keluarganya. Rumah sakit umum merupakan tmpat dimana para korban bencana alam ditempatkan dan ditolong. Dapur umum merupakan tempat untuk menyiapkan makanan bagi tim lain maupun bagi korban bencana alam. Kegiatan inilah yang benar – benar menjadi gong dan sangat menguras tenaga. Walaupun begitu kami menjalaninya dengan sukacita.
Setelah kegiatan PBA kami berkemas – kemas untuk bersiap pulang. Kami mengakhiri acara latgab tersebut dengan upacara penutupan dan ditandai dengan pelepasan co card kami pun resmi telah menunaikan latgab kami. Sebelum benar – benar pulang kami juga sempat berfoto bersama, tanda tangan di baju dan tukar menukar nomer telepon. Buat temen – temen yang belum pernah ikut latgab cobain dehh dijamin JOZZ TENAN. Hehehe.
0 komentar: